Seorang perempuan muda berdoa :
"Tuhan aku bukanlah perempuan yang baik, tetapi bila ada satu-dua kebaikan yang pernah aku kerjakan, dan jika itu memang pantas diberi pahala, ambillah pahalaku ! Jika boleh, aku ingin menukarnya dengan kebahagiaan lain untuk kedua orang tuaku, keluargaku, dan orang-orang yang selama ini menyayangi maupun membenciku. Sayangilah mereka, bahagiakanlah mereka. Tak perlu lagi Kau memberiku apapun dan aku memang tak ingin meminta apapun untuk hidupku sendiri. Cukuplah bagiku mencintai-Mu tanpa keinginan-keinginan yang merantai ketulusanku dalam mencintai-Mu. Sisanya, bila Kau memang memaksaku dalam ruang-ruang permohonan yang ingin Kau kabulkan ; maka sekali lagi bahagiakanlah orang tua dan keluargaku, orang-orang yang menyayangiku dan membenciku."
Tuan Setan pun mencoba menanggapi :
"Ya, begitulah caranya berdoa, Sayangku .... , " Kata Tuan Setan, "Doa yang baik tak pernah berpusat pada kepentingan dirimu sendiri. Doa yang baik selalu tersebar bagi kepentingan orang-orang di sekelilingmu, orang lain, seluruh semesta. Berdoa-lah untuk kebahagiaan dan kebaikan orang lain, maka semesta akan bekerja dengan sendirinya untuk kebaikan dan kebahagiaanmu. Taruhan denganku, siapa yang tak bosan melulu mendengarkan permintaan-permintaan yang semua selalu tentang dirimu, kepentinganmu, dan kebahagiaanmu ?? Maka lupakanlah kepentinganmu, leburkan ia dengan kepentingan banyak orang di sekelilingmu, begitulah cara merayu Tuhanmu."
Lantas Tuan Setan pun tertawa ....
*sebuah kutipan percakapan sederhana yang aku kutip dari sebuah buku curhatan Tuan Setan.
kali ini aku (kembali) belajar mencintai Tuhanku dari makhluk yang ia sendiri sebenarnya tak ikhlas di panggil Setan !!
-Yang Galau, Yang Meracau!- F Djibran
Tidak ada komentar:
Posting Komentar