boleh aku cerita,
ini tentang aku dan pria pertama dalam kehidupanku.
aku mengenalnya pertama kali, ketika Tuhan mengijinkanku membuka mata, menggunakan semua inderaku yang masih lemah dan ringkih untuk menyentuh pipinya,
aku mengenalnya pertama kali, ketika aku menangis ketakutan hingga tersenyum karena nyaman,
aku mengenalnya pertama kali, setelah ibuku mengajarkanku untuk mengeja namanya,
aku mengenalnya pertama kali, ketika baru malam ini ku ingat, bahwa dialah orang yang pertama kali selalu membangunkanku disetiap aku jatuh dan tersungkur,
aku mengenal cinta pertama kali, ketika bersamanya.
Ayah,
boleh aku bicara,
aku ingin sekali setiap pagiku, kau bisa mencium keningku dan mengusapnya dengan semua doa-doa tulus darimu. aku ingin, ketika senja datang, kita bisa duduk berdua di beranda, membicarakan segala hal yang terjadi hari ini. aku ingin kau bisa menjadi penonton sekaligus pendengar setiaku di setiap momment terpenting dalam hidupku.
Ayah,
ada kalanya, kau menjadi sosok yang benar-benar tidak aku kenal. kau tiba-tiba dingin padaku, egois, kasar, dan bahkan aku sangat terlihat asing dimatamu. Aku adalah putrimu. aku adalah putrimu yang beranjak dewasa, yang berharap kau adalah pria pertama yang bisa menjaga setiap sudut perasaannya.Aku adalah putrimu. Namun, aku bukan dirimu dan tak akan pernah mampu menjadi dirimu.
cukup sering ketidak cocokan membuat sebuah jarak antara kita. antara Ayah dengan Putrinya.
Ayah,
mungkin aku tak pernah tau sejauh apa kau menyayangiku, seberapa sering kau memikirkanku, seberapa panik ketika kau mengkhawatirkanku, dan seberapa gundahnya kau ketika merindukanku.....
namun, kau telah mampu membuatku untuk mengatakan "Aku menyayangimu ...."
Ayah,
kau adalah pria pertama yang membuatku jatuh cinta. mengenal cinta. dan yang paling utama mengenalkan aku akan TUHAN.engkau mengajarkanku segala tentang-Nya. bagaimana aku harus patuh terhadap-Nya melebihi kepatuhanku terhadapmu. enkau juga yang mengajarkanku untuk selalu membagi tiap masalahku pada-Nya (berdoa) dan selalu berucap terimakasih (bersyukur) pada-Nya atas semua yang telah aku capai hari ini, sampai-sampai aku sendiri selalu alpha untuk membaginya dan mengucapkan terima kasih padamu.
Ayah,
sekeras apapun kau mendidik dan menetapkan semua keputusanmu, sebaik dan seburuknya tindakanmu terhadapku, kau tetap Ayahku. Mungkin aku yang tak pernah tau ketika perasaanmu perih mendengar ucap atau kelakuanku yang keras padamu. aku juga tak akan pernah tau jika kau selalu menitikkan air mata di setiap malam tahajjud mu.dan Mungkin aku juga tak pernah tau jika sebenarnya namaku selalu tak pernah putus dari setiap helaan tasbih mu.
Ayah,
kau mungkin keras, lugas, dingin, kasar, acuh terhadap apa yang akan menjadi pilihan ku, dengan alasan bahwa pilihanmu jauh lebih baik ketimbang pilihan ku. Namun, percayakah engkau, di balik semua sikap ku yang hampir tak pernah merasa "pro" dengan mu, aku masih mempunyai berjuta kata cinta untuk bisa kusampaikan padamu tiap pagi, dan ku kutitip kan pada Tuhanku lewat doaku di tiap tidurmu.
aku mencintaimu, masih sama seperti dulu
aku menyayangimu, karena kau pria pertama yang mengajarkanku cinta
ini tentang aku dan pria pertama dalam kehidupanku.
aku mengenalnya pertama kali, ketika Tuhan mengijinkanku membuka mata, menggunakan semua inderaku yang masih lemah dan ringkih untuk menyentuh pipinya,
aku mengenalnya pertama kali, ketika aku menangis ketakutan hingga tersenyum karena nyaman,
aku mengenalnya pertama kali, setelah ibuku mengajarkanku untuk mengeja namanya,
aku mengenalnya pertama kali, ketika baru malam ini ku ingat, bahwa dialah orang yang pertama kali selalu membangunkanku disetiap aku jatuh dan tersungkur,
aku mengenal cinta pertama kali, ketika bersamanya.
Ayah,
boleh aku bicara,
aku ingin sekali setiap pagiku, kau bisa mencium keningku dan mengusapnya dengan semua doa-doa tulus darimu. aku ingin, ketika senja datang, kita bisa duduk berdua di beranda, membicarakan segala hal yang terjadi hari ini. aku ingin kau bisa menjadi penonton sekaligus pendengar setiaku di setiap momment terpenting dalam hidupku.
Ayah,
ada kalanya, kau menjadi sosok yang benar-benar tidak aku kenal. kau tiba-tiba dingin padaku, egois, kasar, dan bahkan aku sangat terlihat asing dimatamu. Aku adalah putrimu. aku adalah putrimu yang beranjak dewasa, yang berharap kau adalah pria pertama yang bisa menjaga setiap sudut perasaannya.Aku adalah putrimu. Namun, aku bukan dirimu dan tak akan pernah mampu menjadi dirimu.
cukup sering ketidak cocokan membuat sebuah jarak antara kita. antara Ayah dengan Putrinya.
Ayah,
mungkin aku tak pernah tau sejauh apa kau menyayangiku, seberapa sering kau memikirkanku, seberapa panik ketika kau mengkhawatirkanku, dan seberapa gundahnya kau ketika merindukanku.....
namun, kau telah mampu membuatku untuk mengatakan "Aku menyayangimu ...."
Ayah,
kau adalah pria pertama yang membuatku jatuh cinta. mengenal cinta. dan yang paling utama mengenalkan aku akan TUHAN.engkau mengajarkanku segala tentang-Nya. bagaimana aku harus patuh terhadap-Nya melebihi kepatuhanku terhadapmu. enkau juga yang mengajarkanku untuk selalu membagi tiap masalahku pada-Nya (berdoa) dan selalu berucap terimakasih (bersyukur) pada-Nya atas semua yang telah aku capai hari ini, sampai-sampai aku sendiri selalu alpha untuk membaginya dan mengucapkan terima kasih padamu.
Ayah,
sekeras apapun kau mendidik dan menetapkan semua keputusanmu, sebaik dan seburuknya tindakanmu terhadapku, kau tetap Ayahku. Mungkin aku yang tak pernah tau ketika perasaanmu perih mendengar ucap atau kelakuanku yang keras padamu. aku juga tak akan pernah tau jika kau selalu menitikkan air mata di setiap malam tahajjud mu.dan Mungkin aku juga tak pernah tau jika sebenarnya namaku selalu tak pernah putus dari setiap helaan tasbih mu.
Ayah,
kau mungkin keras, lugas, dingin, kasar, acuh terhadap apa yang akan menjadi pilihan ku, dengan alasan bahwa pilihanmu jauh lebih baik ketimbang pilihan ku. Namun, percayakah engkau, di balik semua sikap ku yang hampir tak pernah merasa "pro" dengan mu, aku masih mempunyai berjuta kata cinta untuk bisa kusampaikan padamu tiap pagi, dan ku kutitip kan pada Tuhanku lewat doaku di tiap tidurmu.
aku mencintaimu, masih sama seperti dulu
aku menyayangimu, karena kau pria pertama yang mengajarkanku cinta
Makna nya dapet.
BalasHapusKandungan nya juga dapet.
Tapi tanda baca dan juga EYD nya lebih diperbaiki.
key :)
makasii :))
BalasHapusoke
Hapuskomenen blog ku pisan suk :D